This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Tuesday, September 26, 2017

Materi Akuntansi Biaya STIE Kalpataru

Materi ini dipergunakan untuk setiap tatap muka. Mahasiswa/i diwajibkan mencetak materi ini per tatap muka agar memudahkan dalam mengikuti perkuliahan.

Materi tatap pertama : Konsep Biaya
Materi tatap kedua : materi ke-2 
Materi setelah uts (tatap ketiga) :materi ke-3
Materi tatap empat : materi tatap 4

Untuk resume UTS, kerjakan latihan no 2 dan 3 pada materi bagian 2 Konsep biaya dan harga pokok produksi dan latihan 2 pada materi bagian tiga perhitungan harga pokok produksi sistem job order. Dikerjakan di kertas folio dan dijadikan pedoman pengerjaan pada saat UTS. Dikumpulkan bersama lembar jawaban UTS.

Monday, September 18, 2017

Alasan Seorang Guru dicintai


ESAI BAGUS STYOKO PURWO
Mungkin lebih pasnya disukai, seorang guru dimata semua siswa/i bak sosok yang tidak hanya sebagai pengayom di kelas, juga diam-diam sebagai pemberi kejutan.
Belum seminggu yang lalu saya meninggalkan kewajiban mengajar, awal bulan ini selama seminggu saya kembali meninggalkan kewajiban mengajar. Dengan begitu sempurnalah saya menjadi guru yang disukai oleh siswa/i. Kelas riang, sedangkan guru piket repot mengatur sirkulasi pergantian jam, karena guru yang absen mengajar.
Saya rasa ini bukanlah cara yang baik untuk menyenangkan peserta didik. Tapi bagaimana pun juga kompetensi guru meningkat tidak hanya ketika mengajar, saat sang guru mengasingkan diri dari rutinitas mengajar itulah taraf kemuktahiran sang guru diperoleh. Teman-teman tahu apa sebabnya?
Dulu, mungkin kita belum menyadari kegembiraan yang sesungguhnya adalah ketika lulus masuk peringkat yang sulit diperhitungkan nalar, logika, kausalitas, dan kalau mau disebut karena sedang hoki. Namun kegembiraan kita semasa sekolah begitu sederhana, murah dan sangat terjangkau akal sehat. Yaitu ketika bapak ibu guru sedang rapat, jam kosong atau jam olah-raga.
Tentulah sebijak-bijaknya kita yang pernah mengalami menjadi anak paling  kalem, diagung-agungkan kecerdasannya, dielu-elukan kefavoritannya, ngaku gak ngaku mana mungkin sih melewatkan masa kebebasan selama satu sampai dua jam kosong. Emang kalian masih bersikukuh mengerjakan latihan yang guru bidang study aja belum menerangkan? Kecuali lagi mengalami puber pertama. Pura-pura rajin sambil melirik-lirik gebetan, eh si gebetan malah happy fun entah ke mana.
Guru yang paling pengertian
Konon melalui tangan seorang guru yang hebat kelak melahirkan anak-anak yang hebat. Siapa contohnya? Ir. Soekarno, Ir. Jokowi. Ada yang tahu siapakah guru terhebat bapak-bapak presiden kita? Coba googling sebentar. Ketemu kan? Lalu, BJ Habibie, pemilik hak intelektual terpopuler di abad ini. Mau tahu siapa guru beliau? Cobalah googling lagi. Bukankah di era yang serba canggih ketidaktahuan kita akan segera terjawab hanya bermodalkan mesin pencarian. Ada tapinya, gak semua yang termuat itu adalah jawaban yang sesungguhnya.
Dulu lagi, saya mengidolakan guru yang paling pengertian. Guru yang saat beliau mengajar beliau tak lupa menyapu semua pandangannya ke semua peserta didik. Ketika ekor matanya menangkap anak yang sedang menjatuhkan kepalanya di atas meja, lantas ia bertanya, “Andi, kamu kenapa?
Apa kamu sedang sakit?”
Dengan sedikit kekuatan otot kepalanya ia menjawab, “Iya pak, tadi belum sarapan.” “Ya sudah sana kamu sarapan dulu.” Pergilah Andi ke kantin dengan sedikit membawa harapan sembuh dan kenyang.
Ternyata hal ini disadari oleh Budi, teman sebangku Andi. Eh salah ding. Teman semeja. Karena setiap anak dianugerahi potensi yang berbeda, Budi berbakat menjadi seorang opportunis. Ia sanggup melihat cela dan memodifikasinya menjadi sebuah peluang kenikmatan. Di hari yang berbeda, Budi berperan sebagai anak yang seolah-olah sakit. Karena bakat “nakal” dibiarkan tumbuh oleh dirinya, ia lakukan yang serupa Andi. “Bud, kenapa dengan dirimu?” Ia tak menjawab. Teman-teman sekelas sibuk mengerjakan soal ulangan.  “Bud, kamu sedang sakit?” Lagi-lagi ia hanya bisa menirukan Andi. Tanpa diduga pak guru yang masa sekolahnya melebihi usia anak-anak didiknya, menjawil kepala Budi. “Halah gaya lama. Ndesa.” “Sana cuci muka!”
Selain pengertian yang ditunjukkan dalam sikap sempurna, guru yang saya jadikan idola adalah guru yang sedikit memberikan tugas, sedikit memberikan ulangan. Pokoke sitik-sitik wae asal klakon.
Tidak itu saja, pernah guru yang saya anggap hampir terkategorisasi guru dengan pengajaran terunik memberikan soal ujian dalam bentuk esai. Begini soalnya: bagaimana sikap kalian terhadap teman yang bersikap sombong? Coba kira-kira teman-teman akan menjawab apa? Pasti dengan bijak bestarinya kita jawab: diberikan nasehat bahwa sombong itu tidak baik, atau sombong adalah perilaku dosa, atau kutipan dalil.
Eh ternyata satu kelas tidak ada yang benar. Teman-teman tahu kan bahwa prilaku munafik itu sangat tidak disenangi. Guru saya yang mulia itu menganggap semua jawaban peserta didik adalah wujud kemunafikan. Mana ada coba orang yang respek kepada orang yang sombong, angkuh, besar kepala, congkak, cangkok – eh keterusan.
Jawaban beliau amat sangat sederhana dan diluar ajaran sekolah yang mesti berfikir positif, tak lain tak bukan adalah dengan cara dijorokin ke selokan, disiram air, dan apa saja yang bermuatan tindakan penyadaran menurut versi beliau. Itu sangat out of the box. Amat disayangkan kala itu istilah seperti itu belum populer. Apalagi anti mainstream.
Sejak itu saya berfikir bahwa cara mengajar tidak seperti cara orang buang air (monoton). Perlu dinamis. Perlu memahami dinamika kelas. Dan sangat perlu memahami konstelasi di tempat mengajar. Terlebih ini hal yang paling sensitif: emang  mengajar di sana per jamnya berapa? Kalau udah begini urusannya tahu sama-tahu, maklum sama maklum.
Teman-teman tahu apa yang saya lakukan ketika sekarang saya berposisi sebagai guru? Oh tidak donk. Masa saya niru gaya guru saya yang mulia itu. Dari sekian banyak guru, saya mengamati pola-pola penyampaian yang menarik dan tentunya dinamis. Teman-teman paham kan kalau hidup zaman digital tapi tidak ramah dengan lingkungan digital artinya ia ketinggalan zaman.
So, saya berikan tugas versi elektronik. Materi tugas saya share di blog (secara pernah jadi blogger) dan berikan kebebasan mereka berdiskusi. Kunci dari saya: carilah teman-teman yang sanggup memberikan umpan balik. Bayangkan jika kalian ngobrol dengan orang yang gak nyambung pisan. Bayangkan lagi jika itu adalah pacar kalian. Sampai berapa lama kalian akan bertahan? Selama sesi amanah saya memandangi baris per baris generasi penerus bangsa. Terasa seperti hendak menangis. Tapi bola-bola mata saya tak kunjung gerimis.
Guru yang membolehkan open booksaat ulangan harian
Emang dasar anak-anak, sekalinya diberikan open book senangnya bukan main. Okelah kalau itu yang mereka inginkan. Tapi tunggu dulu, prinsip saya tentang guru hebat adalah ia yang tidak membiarkan murid-muridnya terjatuh ke lubang ketidakpahaman, ketidaksungguhan. Saya tidak sepakat dengan istilah si dia mah bodoh atau si dia mah pintar. Yang ada bagi saya adalah mereka yang paham dan bersungguh-sungguh.
Jadilah saya memberikan lima soal ulangan harian esai openbook. Saat itu saya tidak sedang di sekolah. Masih dalam melaksanakan tugas di luar sekolah. Meski tidak perlu saya awasi, saya yakin anak-anak tertib dalam tempo yang sewajarnya.
Entah apa yang mereka alami selama mengerjakan soal ulangan itu. Mungkin menggerutu. Mungkin kesal. Awas aja jika ada yang mengumpat saya dengan perkataan: Ini soal keparat yang dibuat oleh guru yang sangat keparat. Sampai hari ini saya adalah bagian dari hati mereka.
Benar saja dugaan saya. Pertanyaan hapalan adalah jawaban termudah yang mereka sanggup hapal walau berlembar-lembar, namun menganalisa, mencermati adalah kesukaran yang tidak pernah mereka latih melewatinya. Inilah sebabnya mutu pendidikan kita belum melampaui angka signifikan mencapai angka sepuluh besar pendidikan di dunia.
Guru yang jarang masuk kelas
Sebabnya guru jarang masuk kelas menurut pengalaman di dunia nyata paling-paling karena tidak adanya aturan wajib guru menerangkan materi. “Anak-anak kerjakan soal hal sekian sampai sekian. Bapak/ibu keluar sebentar ya.” Waktu berjalan cepat. Teettt. Bel ganti pelajaran. Terulang hingga kesekian kali sehingga lama-lama murid-murid tidak mengenali wajah dan nama guru mereka. Ini bukan karena sang guru tidak menguasai materi. Hanya karena sang guru sedang tidak ingin mengajar dalam tempo yang tidak sangat wajar.
Sebagai guru yang cukup banyak yang mengenal saya meski saya tak mengenal mereka, saya termasuk guru yang sedikit sekali tidak masuk kelas. Bagaimana tidak, wong saya fingering untuk absen melewati pukul 06.45 sudah dianggap telat. Padahal jam masuk pukul 07.00. Di saat itulah level saya dan semua guru sama seperti perjalanan kereta api. Tak ada semenit pun untuk telat. Di penghujung tahun ajaran kemarin hanya pemegang skor tertinggi telat absen sebanyak 35 kali. Bukan telat masuk ya - sori gak level donk.
Untuk keperluan tugas belajar kali ini saya ditugasi oleh sekolah selama lima hari, satu hari sebelum hari kegiatan saya sudah berada di sekitar lokasi, dan hari terakhir setelah kegiatan saya menambah satu malam lagi. Bukan tanpa alasan tujuh hari berada di kota pelajar. Saya ingin selalu menjadi pelajar di mana pun saya berada.
Bagi saya menjadi guru yang dicintai mulanya adalah disukai oleh murid-murid. Saya lama sekali menjadi murid. Bahkan hingga sekarang saya masihlah seorang murid. Murid yang baik tahu sekali maksud setiap apa pun yang diajarkan oleh sang guru. Begitu pun guru yang baik pastilah menaruh cinta dan kebijaksanaan pada setiap yang beliau berikan.
Yogya, 03 September 2017
Bagus Styoko Purwo
Mengajar dan belajar di banyak tempat, tinggal di Desa Babelan Kota, Kab. Bekasi.





Friday, September 15, 2017

Materi Sistem Informasi Akuntansi STIE Indonesia

Materi ini digunakan pada saat perkuliahan. Cetak dan gunakan materi ini per tatap muka.
RPS SIA 1: RPS SIA 1
Tatap muka pertama : Materi 1  dan Materi 2   Materi 3
Tatap muka kedua : Materi tatap 2
Tatap muka ketiga : Materi tatap 3
Tatap muka keempat : materi tatap 4
Tatap muka kelima : Materi 5
Tatap muka ketujuh : Materi 7
Tatap muka kesembilan dan sepuluh : Materi 9 & 10
Tatap muka sebelas dan dua belas : materi 11 & flowchart 1 & flowchart 2 & flowchart 3
Tatap muka tiga belas : materi 13 & flowchart 1 & flowchart 2

Sunday, September 10, 2017

Materi Perkuliahan Akuntansi Keuangan Lanjutan

Materi ini wajib dicetak dan dibawa pada saat perkuliahan berlangsung
RPS : RPS
Materi tatap 1 : bahan 1bahan 2
Materi tatap 2 : pertemuan 2  
Materi tatap 3 : pertemuan 3
Materi tatap 4 : pertemuan 4  
Materi tatap 5 : Pertemuan 5
Materi tatap 6 : pertemuan 6
Materi tatap 7 : pertemuan 7
Materi tatap 9 : Pertemuan 9
Materi tatap 10 :Materi ke 10
Materi tatap 11 : pertemuan 11
Materi tatap 12 : pertemuan 12
Materi tatap 13 : pertemuan 13
Materi tatap 14 : pertemuan 14
Materi tatap 15 : pertemuan 15
Soal Latihan Uber : Latihan Uber